Setelah Aborsi Medis (Medical Abortion), kemungkinan rahim masih sedikit terbuka dan kemungkinan terjadi infeksi akan lebih besar jika kamu berhubungan seks pada saat itu. Kurang lebih 2-3 minggu pasca Aborsi Medis (Medical Abortion) kamu akan mengalami pendarahan ringan, meski begitu kamu sebenarnya sudah boleh berhubungan seks. Namun jika kondisi psikis kamu belum siap, kamu tidak perlu memaksakan diri. Berikan penjelasan pada pasangan mengenai kondisimu, dan hubungan seks bisa dilakukan kembali setelah kondisi psikismu siap.
Perempuan yang telah melakukan Aborsi Medis (Medical Abortion) memiliki resiko mengalami kehamilan kembali dalam waktu dekat. Perlu untuk diketahui, meski siklus menstruasi kamu baru akan kembali setelah beberapa minggu pasca Aborsi Medis (Medical Abortion), dalam minggu pertama atau kedua setelah aborsi kamu dapat berovulasi. Ovulasi dapat terjadi pada minggu ke 3 pasca Aborsi Medis (Medical Abortion) dan menurut hasil studi, 78% perempuan mengalami ovulasi pada 6 minggu masa follow up.
Sebagian besar perempuan yang mengalami kehamilan tidak direncanakan dan telah melakukan Aborsi Medis (Medical Abortion) tidak ingin hamil lagi dalam waktu dekat. Dengan demikian bila kamu tidak ingin hamil kembali penting untuk menggunakan alat kontrasepsi yang menurut kamu nyaman. Kamu dapat memilih beberapa metode kontrasepsi modern yang aman, nyaman, dan efektif untuk mencegah kehamilan berikutnya yang mungkin terjadi. Berikut beberapa metode kontrasepsi yang dapat dipilih:
· IUD
IUD biasanya lebih banyak dipilih karena efektifitasnya tinggi mencapai 99%, sekali dipasang bisa tahan 5-10 tahun.
· Susuk
Sama halnya dengan IUD, susuk juga merupakan metode kontrasepsi yang efektif, efek sampingnya biasanya pendarahan tidak teratur, dan sekali dipasang dapat bertahan hingga 3 tahun.
· Strerilisasi
Merupakan metode kontrasepsi permanen bagi laki-laki dan perempuan yang tidak ingin memiliki anak lagi, efek samping yang dikeluhkan biasanya nyeri beberapa waktu setelah menjalani prosedur (efektifitas 99%).
· Suntik
Kontrasepsi ini akan efektif jika injeksi dilakukan tepat waktu, dan injeksi dilakukan setiap 3 bulan sekali. Efek samping yang dirasakan biasanya berupa pendarahan yang tidak teratur dan meningkatnya nafsu makan (efektifitas 97%).
· Pil KB
Sama halnya dengan suntik, Pil KB efektif jika diminum tepat waktu yakni satu pil setiap hari, efek samping yang dikeluhkan biasanya berupa nyeri payudara, mual, bercak dan gairah seks menurun.Efektif jika dipasang dengan sempurna, namun biaanya kendalanya dalah kesulitan dalam memasangnya.
· Cincin KB
Pasang cincin selama 3 minggu, keluarkan, tunggu satu minggu, lalu ganti atau pasang kembali. Efek samping yang dirasakan biasanya mual, payudara bengkak dan pendarahan tidakk teratur (efektifitas 92-95%).
· Koyo KB
Efektif jika diganti tepat waktu setiap minggunya. Efek samping yang muncul biasanya berupa mual, pendarahan tidak teratur dan payudara bengkak.
· Kondom
Efektif jika dipasang dan digunakan dengan tepat. Harus dipasang tiap kali berhubungan seks (efektifitas 84-89%).
· Kondom Perempuan
Efektif jika dipasang dan digunakan dengan tepat, akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan spermisida, harus digunakan setiap kali berhubungan seks. Efek sampingnya biasanya iritasi pada pasangan. Kondom efektif untuk mencegah penularan HIV/AIDS.
· Senggama Terputus
Senggama terputus hanya efektif jika dilakukan pasangan setiap kali berhubungan seks. Dibutuhkan kerjasama dan kepercayaan pasangan.
· Metode Kalender
Metode ini hanya akan efektif jika dilakukan dengan sempurna dan harus mengecek setiap hari. Cukup baik dan efektif jika dikombinasikan dengan spermisida. Harus digunakan setiap kali berhubungan seks dan dapat bertahan hingga 24 jam. Efek samping yang muncul biasanya berupa iritasi dan infeksi saluran kencing.Jadi kenali metode kontrasepsi yang tepat dan nyaman untuk mencegah kehamilan tanpa rencana berikutnya.