Langsung ke konten utama

Kepanikan Setelah Aborsi Medis (Medical Abortion)

Pendarahan Masih Berlanjut
Pendarahan yang berlanjut hingga beberapa minggu kemudian biasanya membuat sebagian perempuan panik. Paska melakukan Aborsi Medis (Medical Abortion) biasanya pendarahan akan berlangsung selama 2-3w setelah itu, jadi jangan panik. Pada beberapa perempuan pendarahan biasanya bisa berlangsung lebih lama. Sebagian mengalami pendarahan secara terus menerus seperti mens, sebagian lagi mengalami pendarahan beberapa hari, berhenti lalu muncul kembali. Yang paling penting untuk diketahui adalah apakah pendarahan yang dialami termasuk dalam kategori normal atau tidak. Jika pendarahan yang keluar sangat banyak, pembalut yang dipakai harus ganti 2-3x dalam 1 jam selama 2 jam berturut-turut, maka itu tanda-tanda pendarahan hebat. Dalam situasi seperti ini perempuan harus segera ke dokter untuk melakukan perawatan paska aborsi.

Test Pack Masih Positif
Kepanikan lain yang biasanya muncul adalah perempuan akan segera melakukan test pack dan masih ditemukan 2 garis merah, biasanya perempuan mengira dirinya masih hamil dan akan minum dosis tambahan atau mencari layanan aborsi di klinik. Sebaiknya tunggu hingga 2-3 minggu untuk melakukan test pack paska melakukan medical abortion, meski melakukan medical abortion hari ini, hormon kehamilan masih akan terdeteksi dalam tubuh hingga beberapa minggu ke depan, kadar HCG dalam tubuh memerlukan waktu beberapa minggu untuk menjadi normal kembali. Jika ingin segera mengetahui hasilnya dapat melakukan USG, namun hal tersebut sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan, karena dokter akan menyarankan untuk kuret jika masih ditemukan sisa. Menurut panduan WHO terbaru, untuk Aborsi Medis (Medical Abortion) tidak diperlukan kuret.

Hamil Paska Medical Abortion
Kekhawatiran ini pasti dialami sebagian perempuan yang memutuskan untuk melakukan Aborsi Medis (Medical Abortion), faktanya Aborsi Medis (Medical Abortion) tidak berdampak pada kemampuan perempuan untuk hamil/melahirkan di masa yang akan datang. Hasil dari kajian menyatakan bahwa perempuan yang pernah menggunakan Misoprostol dan Mifepristone sebagai metode aborsi di awal kehamilannya tidak akan mengalami masalah saat ia merencanakan kehamilan di masa depan.

“Medical Abortion-ku Gagal!”
Ada beberapa kemungkinan mengapa tidak ada darah yang keluar atau hanya sedikit darah yang keluar setelah tindakan, diantaranya:
- Kamu mengalami kehamilan ektopik atau kehamilan yang terjadi di luar kandungan. Untuk mengetahuinya kamu harus melakukan USG.
- Dosis dan protokol yang dipergunakan tidak tepat dan tidak sesuai dengan usia kehamilannya sehingga obat tidak bereaksi dengan baik.

Pastikan penyedia Misoprostol yang kamu hubungi mengetahui secara pasti dosis dan protokol yang dipergunakan, sehingga Misoprostol akan bekerja secara efektif. Jika mengalami kehamilan berlanjut maka kamu dapat mengulangi prosedur penggunaan Misoprostol dari awal setelah beberapa hari.

Beberapa perempuan akan bertanya-tanya apakah aborsi yang dilakukan telah berhasil atau gagal. Dalam hal ini, perlu diketahui bahwa ada perbedaan antara aborsi yang gagal dengan yang tidak lengkap. Jika tidak ada efek samping atau gejala umum dari Aborsi Medis (Medical Abortion), maka dapat dipastikan aborsi yang dilakukan gagal, artinya kehamilan yang dialami terus berlanjut. Namun jika efek samping dan gejala umum muncul, tapi hasil tes masih menunjukkan 2 garis samar berarti aborsi yang dilakukan tidak komplit, artinya kehamilaan sudah tidak berlanjut tetapimasih ada sisa hasil konsepsi yang tertinggal di rahim, jika demikian maka lakukan tes USG, dan tanyakan berapa ukuran yang tersisa (berapa cm). Jangan panik dan tetap tenang, kamu dapat meminum dosis tambahan untuk incomplete abortion.



Postingan populer dari blog ini

Misoprostol

Salah satu metode Aborsi Aman adalah dengan menggunakan obat Misoprostol. Misoprostol umumnya dipakai untuk induksi persalinan, membersihkan sisa-sisa keguguran dan menggugurkan kandungan secara aman. Misoprostol  mengakibatkan kontraksi pada rahim, dan rahim akan memaksakan pengguguran kehamilan, dan mirip dengan pengguguran alami. Kamu akan mengalami tersebut perlahan-lahan akan menghilang ketika proses aborsi telah selesai Aborsi yang dilakukan dengan menggunakan Misoprostol terbukti cukup aman dengan prosentase keberhasilan sampai, tentu saja jika hal tersebut dilakukan pada usia kehamilan yang tepat sehingga penting untuk mengetahui usia kehamilan secara pasti. Metode aborsi dengan menggunakan Misoprostol jauh lebih aman dibandingkan dengan metode aborsi lain. 1 dari 300 perempuan meninggal sia-sia karena aborsi tidak aman, hal tersebut terjadi salah satunya karena kurangnya informasi mengenai metode aborsi yang aman dan juga  keterbatasan  bagi  sebag